Maksud hadits “Perumpamaan Batu Bata Terakhir”

56b7df1eOleh: CT

“Sesungguhnya perumpamaan diriku dengan nabi-nabi sebelumku adalah sama dengan seseorang yang membuat sebuah rumah, diperindah dang diperbagusnya kecuali tempat untuk sebuah batu bata disudut rumah itu. Maka orang-orangpun mengelilingi rumah itu dan mengaguminya, dan berkata: Mengapa engkau belum memasang batu bata itu? Nabipun berkata: Sayalah batu bata terakhir itu, sayalah penutup para nabi.(Ibn Hajar al-‘Asqalani, Fath al-Bari bi Sharh al-Bukhari, Juz VII (Misr:Mustafa al-Babi al-Halabi, 1959, hal.370) .

Menurut anggapan orang-orang ahmadiyah, hadits ini tidak menunjukkan bahwa sesudah Rasulullah SAW tidak akan datang Nabi lagi. Hadits ini hanyalah menerangkan perumpamaan antara Nabi Muhammad SAW dan Nabi-Nabi sebelumnya. Sedangkan maksud hadits tsb adalah bahwa nabi-nabi sebelum beliau serta syariat mereka ibarat satu bangunan rumah yang belum sempurna. Setelah datang Rasulullah SAW maka sempurnalah kekurangan nabi-nabi itu. Nabi-nabi beserta syariat mereka. Setelah datang Nabi Muhammad SAW baru ada syariat yang sempurna untuk seluruh umat manusia dan berlaku sepanjang zaman.
Jika ditelaah komentar Ahmadiyah tentang hadits tsb benar-benar salah.

Pertama:
Mereka melakukan kesalahan dengan mengatakan bahwa hadits tsb tidak menunjuk kepada pengertian bahwa sesudah Rasulullah SAW tidak akan datang nabi lagi. Padahal hadits tersebut dengan jelas menunjuk kepada makna itu.


Kedua:
Disisi lain mereka mengakui bahwa perumpamaan bangunan dalam hadits tsb adalah syariat. Jika mereka berpendapat demikian, jelas disini mereka telah melakukan kesalahan karena pada hadits tsb terdapat kata “Sesungguhnya perumpamaan diriku dengan nabi-nabi sebelumku adalah sama dengan seseorang yang membuat sebuah rumah”. Jika bangunan rumah itu adalah syariat berarti mereka tanpa sengaja mengakui bahwa nabi-nabi sebelum nabi Muhammad SAW semuanya membawa syariat sedangkan yang kita ketahui ahmadiyah berkeyakinan nabi-nabi Bani Israil selain Nabi Musa tidak satupun diantara mereka yang membawa syariat baru. Bahkan lebih daripada itu, mereka beranggapan bahwa dalam perjalanan sejarah, Allah telah mengutus beribu-ribu nabi yang tidak membawa syariat di kalangan Bani Israil. Allah SWT mengutus mereka hanya dengan membawa tugas untuk menegakkan atau menguatkan syariat Nabi Musa (Kitab Taurat).
Barangkali mereka lupa bahwa dalam memahami hadits tersebut diatas mereka mengacu pada suatu landasan yang telah mereka letakkan sendiri yaitu suatu kerangka dasar yang membagi dua jenis nabi yaitu yang membawa syariat dan yang tidak membawa syariat. Disini akhirnya mereka tersandung oleh batu dasar yang mereka pasang sendiri, sebab batu dasar tersebut sengaja direkayasa oleh mereka bukan diambil dari sumber yang bisa dipertanggung jawabkan yaitu Al-Qur’an dan Hadits yang shahih.

30 Tanggapan

  1. Oh gitu toh! Saya bisa memahami apa yang menjadi penafsiran Ahmadiyah tersebut.

  2. Ceritanya doktrin makan tuan.

  3. Penafsiran doang itu mah. No problem.

  4. Daeng Mattiro, anda bisa memahami perbuatan dusta ahmadiyah tsb? Hukum dusta halalkah bagi anda? Apakah ajaran ahmdiyah menghalalkan dusta? Allah memberi ganjaran di akhirat kelak bagi siapa saja yg berdusta.

  5. Jadi dusta anda anggap no problem?

  6. @Rahmat-hubbi fi`l-Laah. Mohon maafkan saya–FOA.

    Yg saya pahami adalah penafsiran menurut Ahmadiyah. Berbeda dengan penafsiran Anda adalah tidak masalah bagi saya.CMIIW.

    :^)~

  7. Hadist ini menjadi bukti bahwa hadits laa nabiyya ba’di menafikan semua jenis nabi baik yg membawa syari’at maupun yg tidak membawa syariat

  8. Ikh.JT Sahib. Perbedaan penafsiran-lah yang saya angap ‘no problem’.

  9. Anda tdk mempermasalahkan sebuah kebohongan yg dilakukan Ahmadiyah? Berarti anda menutup mana apa yg dilakukan Ahmadiyah tsb. Apa sebuah kebohongan dibenarkan oleh Allah?

  10. Perbedaan yg mengarah dusta utk mendukung adanya nabi baru anda anggap no problem?

  11. @Ikh.Rahmat Sahib.

    ‘Nukilan hadits yang CT Sahib kutip itu, mazmun-nya berisi tentang “Perumpamaan Batu Bata Terakhir” atawa “hadits laa nabiyya ba’di”?

  12. Setidaknya kaum muslimin sudah tahu bahwa salah seorang ahmadi menganggap dusta suatu hal yg no problem

  13. @Ikh.JT & Rahmat Shb. ‘Afwaan.

    Perbedaan tafsir bukan merupakan suatu kebohongan maupun dusta selama Ahmadiyah berpegang teguh pada penafsiran itu sebagai klaim kebenaran Ahmadiyah.

  14. @Ikh.Yugo Shb.
    Perbedaan tafsir bukan merupakan suatu kebohongan maupun dusta selama Ahmadiyah berpegang teguh pada penafsiran itu sebagai klaim kebenaran Ahmadiyah.

  15. Hadits ini mengenai perumpamaan Rasullah sbg batu bata terakhir yg dimaksudkan adalah nabi terakhir & pengertian ini sesuai dgn khaataman nabiyyin & laa nabiyya ba’di. Berpikirlah yg logis

  16. Bukankah dalil tsb dijadikan dalil kebenaran ahmadiyah ?

  17. Sdr kita yg ahmadi ini pengetahuan ttg ahmadiyah masih minim.

  18. Sebelumnya menolak dusta,Tdk terasa bentuk dusta telah dijawab oleh dirinya sendiri

  19. jika kita mau bubarkan ahmadiyah berarti kita juga harus bubarkan agama non islam.mengapa kita tidak bisa menerima kekurangan ahmadiyah ? ( jika itu suatu kekurangan ) Apakah kalian yg anti ahmadiyah sudah beragama dgn benar? sudah tidak berbuat dosa ? mengapa kita tdk bisa memaklumi ahmadiyah? JIKA KALIAN SUDAH TDK BERBUAT DOSA BOLEHLAH KALIAN MEMBUBARKAN AHMADIYAH.selama kita masih berdosa kita hanya boleh menghakimi menurut hukum negara.Apakah pandangan islam kalian sudah benar ?? Apakah kalian kira nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya menyembelih & makan daging ?? apa perintah Tuhan yg terpenting ?? KASIHILAH SESAMAMU SEPERTI KITA MENGASIHI DIRI SENDIRI !! camkan itu , sampaikan pada anak cucu kita…tahukah kalian bhw Allah mengasihi orang berdosa juga?? krn kita semua adalah puteranya. Jika adik kandungmu berdosa apakah kamu akan memukulnya?? sadarlah kawanku…

  20. saya mengundang kawan semua ke blog ku:debatkontroversi.blogspot.com

  21. Tidak ada sangkut pautnya antara islam dgn agama lain. Yang ikut diskusi disini sebagian besar tdk pernah menyebut & berniat membubarkan ahmadiyah. Ini cara mereka berdakwah dlm membela Allah & Rasulullah. Sudah benarkah cara anda membela ahmadiyah? Anda lebih ahmadiyah daripada membela Allah & Rasulullah. Adakah peserta disini melakukan kekerasan? Anda salah alamat bung.

  22. Assalamu’alaikum,
    PERUMPAMAAN SEBUAH BATU BATA TERAKHIR MENURUT AL QUR’AN
    Sesungguhnya permisalan aku dengan nabi-nabi sebelum aku, seperti seorang laki-laki yang telah mendirikan sebuah gedung yang indah tetapi ada ketinggalan sebuah batu bata pada salah satu sudutnya. Orang-orang tercengang kagum melihat keindahannya dan mereka bertanya:”Kenapa tidak engkau pasang batu bata yang ketinggalan itu?”…… Akulah batu bata itu dan aku juga khatamunnabiyyiin. (HR Bukhari & Muslim).

    Meskipun dalam hadits tersebut Rasulullah saw bersabda bahwa “Akulah batu bata itu” tetapi pada saat beliau saw melanjutkan dengan kata-kata “dan aku juga khatamunnabyyiin”, kita harus menyimpulkannya dengan hikmah, takzim dan penuh rasa hormat kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Rasulullah saw karena:
    (1) Allah Ta’ala menjanjikan ganjaran yang berkesinambungan kepada Nabi Muhammad saw dan mengakui bahwa beliau saw memiliki akhlak yang agung:”Dan nikmat Tuhan engkau, engkau bukan orang gila. Dan, sesungguhnya, bagi engkau pasti ada ganjaran tanpa putus-putusnya.*) Dan, sesungguhnya engkau benar-benar memiliki akhlak yang agung”**). (QS Al Qalam 3, 4 & 5).

    *) Ayat-ayat ini dengan ampuh sekali membukakan kejanggalan tuduhan bahwa Rasulullah saw telah menjadi gila. Ayat ini mengisyaratkan bahwa perbuatan orang gila tidak membuahkan hasil yang kekal abadi dan berguna, tetapi sebaliknya Rasulullah saw sangat berhasil menyempurnakan tujuan dan tugas Ilahi, dan dalam menciptakan suatu revolusi yang menakjubkan dalam kehidupan kaum beliau saw yang sudah merosot dan rendah derajatnya. Dan revolusi itu tidak berakhir sampai dengan kewafatan beliau saja. Ketika pengikut-pengikut beliau menyimpang dari jalan lurus di masa mendatang, Tuhan akan membangkitkan di antara mereka mujaddid-mujaddid yang akan memperbaharui kualitas ruhani mereka dan akan meresapkan ke dalam diri mereka kehidupan baru. Dan peristiwa ini akan berlangsung terus hingga akhir zaman.

    **) Ayat ini merupakan ulasan lebih lanjut mengenai kejangalan tuduhan yang dilemparkan kepada Rasulullah saw seakan-akan beliau saw gila. Menurut ayat ini Rasulullah saw bukannya sakit jiwa melainkan beliau saw adalah yang paling mulia dan paling sempurna di antara umat manusia dan yang memiliki segala kesempurnaan akhlak dalam ukuran sepenuhnya, kesemua sifat ini bersama-sama membuat sang pemiliknya itu jadi gambaran sempurna Khaliknya. Beliau adalah perwujudan segala nilai akhlak baik yang bisa dimiliki manusia. Segala nilai akhlak tinggi berpadu pada pribadi beliau saw dalam suatu keseluruhan yang sempurna dan serasi. Siti ‘Aisyah ra, istri Rasulullah saw yang sangat berbakat, ketika pada suatu peristiwa diminta menerangkan tentang akhlak Rasulullah saw, bersabda, “Beliau saw memiliki segala keagungan akhlak yang disebut dalam Al Qur’an sebagai ciri-ciri istimewa seorang hamba Allah yang sejati” (HR Bukhari). Sejarah mencatat bahwa kerendahan hati dan kejujuran Rasulullah saw diakui oleh orang-orang Mekah, sehingga beliau saw mendapat gelar Al Amin.

    (2) Karena keagungan dan kemuliaan akhlak Rasulullah saw, selain dalam Surah Al Qalam diatas, Allah Ta’ala pun memanggil beliau dengan “Wahai manusia sempurna” (QS Yaasin 2). Dan sejarah mencatat meskipun Allah Ta’ala menjamin bahwa beliau saw pasti akan masuk surga, akan tetapi sebagai ungkapan rasa syukur beliau saw kepada Sang Khaliq, Rasulullah saw secara rutin shalat tahajjud bahkan hingga kaki beliau saw bengkak-bengkak. Inilah yang membuat Allah Ta’ala sangat mencintai Rasulullah saw sampai-sampai Allah Ta’ala berfirman:”Jika sekiranya bukanlah engkau (hai Muhammad), sungguh Aku tidak jadikan dunia ini” (Hadits Qudsi). Allah Ta’ala pun memberitahukan kepada umat Islam:”Sesungguhnya kamu dapati dalam diri Rasulullah, suri teladan yang sebaik-baiknya bagi orang yang mengharapkan pertemuan dengan Allah dan Hari Kemudian dan yang banyak mengingat Allah” (QS Al Ahzab 22), dan memerintahkan kepada umat Islam:”Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang beriman, ucapkanlah shalawat untuknya dan mintalah selalu doa keselamatan baginya”. (QS Al Ahzab 57).

    Dengan segudang reputasi dan akhlak Rasulullah saw diuraikan diatas, sebagai umat Islam kita dihadapkan kepada dua hal (a) apakah akan menyetujui bahwa Rasulullah saw itu bagaikan sebuah batu bata?, atau (b) apakah arti kata “khatamunnabiyyiin” yang sesungguhnya? Dari pilihan arti-arti berikut:
    (i) Khatamunnabiyyiin yang berarti “stempel nabi-nabi”.
    (ii) Khatamunnabiyyiin yang berarti “cincin/perhiasan nabi-nabi”
    (iii) Khatamunnabiyyin yang berarti “yang paling afdhal (baik dan sempurna) diantara nabi-nabi”
    (iv) Khatamunnabiyyin yang berarti “penutup nabi-nabi”.

    Kesimpulan:
    (1) Ucapan Rasulullah saw “Aku lah batu bata itu” menunjukan kerendahan hati beliau saw yang sangat luar biasa, sehingga Allah Ta’ala sangat mencintai Rasulullah saw.
    (2) Karena Allah Ta’ala menjamin bahwa ganjaran nikmat Allah kepada Rasulullah saw itu tidak akan ada putus-putusnya , maka tidak layak mengartikan “khatamunnabiyyiin” sesuai point (iv) “penutup nabi-nabi”. Saya lebih setuju mengartikan “khatamunnabiyyiin” sebagaimana diuraikan pada point (i) s/d (iii), kalaupun mau diartikan “penutup nabi-nabi” harus ditambahkan dengan kalimat “yang tidak membawa syari’at”, sedangkan yang ditutup adalah yang membawa syari’at dan mustaqil (mandiri) saja, karena syariat Islam lah yang terakhir lagi sempurna, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:”Hari ini, Aku telah sempurnakan bagi kamu agama mu dan Aku telah lengkapkan nikmat-Ku atas kamu dan Aku ridhai Islam sebagai agamamu” (QS Al Maidah 4).
    (3) Dalam hadits itu Rasulullah saw dimisalkan hanya antara beliau saw dengan nabi-nabi sebelum beliau saw, bukan nabi-nabi yang akan datang. Jika Nabi Isa as dan Imam Mahdi as yang dijanjikan Rasulullah saw turun, di mana misal batu bata keduanya akan dipasang? Jika demikian, maka masih ada dua atau tiga batu bata lagi yang masih kosong yaitu batu bata Rasulullah saw, batu bata Nabi Isa as dan batu bata Imam Mahdi as. Inilah letak kejanggalannya apabila Rasulullah saw diumpamakan sebagai sebuah batu bata saja, padahal seharusnya beliau saw adalah cerminan bangunan syariat Islam yang sempurna yang mencengankan dan mengagumkan itu.
    Wassalam.

  23. Assalamu’alaikum,
    PERUMPAMAAN SEBUAH BATU BATA TERAKHIR MENURUT AL QUR’AN
    Sesungguhnya permisalan aku dengan nabi-nabi sebelum aku, seperti seorang laki-laki yang telah mendirikan sebuah gedung yang indah tetapi ada ketinggalan sebuah batu bata pada salah satu sudutnya. Orang-orang tercengang kagum melihat keindahannya dan mereka bertanya:”Kenapa tidak engkau pasang batu bata yang ketinggalan itu?”…… Akulah batu bata itu dan aku juga khatamunnabiyyiin. (HR Bukhari & Muslim).

    Meskipun dalam hadits tersebut Rasulullah saw bersabda bahwa “Akulah batu bata itu” tetapi pada saat beliau saw melanjutkan dengan kata-kata “dan aku juga khatamunnabyyiin”, kita harus menyimpulkannya dengan hikmah, takzim dan penuh rasa hormat kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Rasulullah saw karena:
    (1) Allah Ta’ala menjanjikan ganjaran yang berkesinambungan kepada Nabi Muhammad saw dan mengakui bahwa beliau saw memiliki akhlak yang agung:”Dan nikmat Tuhan engkau, engkau bukan orang gila. Dan, sesungguhnya, bagi engkau pasti ada ganjaran tanpa putus-putusnya.*) Dan, sesungguhnya engkau benar-benar memiliki akhlak yang agung”**). (QS Al Qalam 3, 4 & 5).

    *) Ayat-ayat ini dengan ampuh sekali membukakan kejanggalan tuduhan bahwa Rasulullah saw telah menjadi gila. Ayat ini mengisyaratkan bahwa perbuatan orang gila tidak membuahkan hasil yang kekal abadi dan berguna, tetapi sebaliknya Rasulullah saw sangat berhasil menyempurnakan tujuan dan tugas Ilahi, dan dalam menciptakan suatu revolusi yang menakjubkan dalam kehidupan kaum beliau saw yang sudah merosot dan rendah derajatnya. Dan revolusi itu tidak berakhir sampai dengan kewafatan beliau saja. Ketika pengikut-pengikut beliau menyimpang dari jalan lurus di masa mendatang, Tuhan akan membangkitkan di antara mereka mujaddid-mujaddid yang akan memperbaharui kualitas ruhani mereka dan akan meresapkan ke dalam diri mereka kehidupan baru. Dan peristiwa ini akan berlangsung terus hingga akhir zaman.

    **) Ayat ini merupakan ulasan lebih lanjut mengenai kejangalan tuduhan yang dilemparkan kepada Rasulullah saw seakan-akan beliau saw gila. Menurut ayat ini Rasulullah saw bukannya sakit jiwa melainkan beliau saw adalah yang paling mulia dan paling sempurna di antara umat manusia dan yang memiliki segala kesempurnaan akhlak dalam ukuran sepenuhnya, kesemua sifat ini bersama-sama membuat sang pemiliknya itu jadi gambaran sempurna Khaliknya. Beliau adalah perwujudan segala nilai akhlak baik yang bisa dimiliki manusia. Segala nilai akhlak tinggi berpadu pada pribadi beliau saw dalam suatu keseluruhan yang sempurna dan serasi. Siti ‘Aisyah ra, istri Rasulullah saw yang sangat berbakat, ketika pada suatu peristiwa diminta menerangkan tentang akhlak Rasulullah saw, bersabda, “Beliau saw memiliki segala keagungan akhlak yang disebut dalam Al Qur’an sebagai ciri-ciri istimewa seorang hamba Allah yang sejati” (HR Bukhari). Sejarah mencatat bahwa kerendahan hati dan kejujuran Rasulullah saw diakui oleh orang-orang Mekah, sehingga beliau saw mendapat gelar Al Amin.

    (2) Karena keagungan dan kemuliaan akhlak Rasulullah saw, selain dalam Surah Al Qalam diatas, Allah Ta’ala pun memanggil beliau dengan “Wahai manusia sempurna” (QS Yaasin 2). Dan sejarah mencatat meskipun Allah Ta’ala menjamin bahwa beliau saw pasti akan masuk surga, akan tetapi sebagai ungkapan rasa syukur beliau saw kepada Sang Khaliq, Rasulullah saw secara rutin shalat tahajjud bahkan hingga kaki beliau saw bengkak-bengkak. Inilah yang membuat Allah Ta’ala sangat mencintai Rasulullah saw sampai-sampai Allah Ta’ala berfirman:”Jika sekiranya bukanlah engkau (hai Muhammad), sungguh Aku tidak jadikan dunia ini” (Hadits Qudsi). Allah Ta’ala pun memberitahukan kepada umat Islam:”Sesungguhnya kamu dapati dalam diri Rasulullah, suri teladan yang sebaik-baiknya bagi orang yang mengharapkan pertemuan dengan Allah dan Hari Kemudian dan yang banyak mengingat Allah” (QS Al Ahzab 22), dan memerintahkan kepada umat Islam:”Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang beriman, ucapkanlah shalawat untuknya dan mintalah selalu doa keselamatan baginya”. (QS Al Ahzab 57).

    Dengan segudang reputasi dan akhlak Rasulullah saw diuraikan diatas, sebagai umat Islam kita dihadapkan kepada dua hal (a) apakah akan menyetujui bahwa Rasulullah saw itu bagaikan sebuah batu bata?, atau (b) apakah arti kata “khatamunnabiyyiin” yang sesungguhnya? Dari pilihan arti-arti berikut:
    (i) Khatamunnabiyyiin yang berarti “stempel nabi-nabi”.
    (ii) Khatamunnabiyyiin yang berarti “cincin/perhiasan nabi-nabi”
    (iii) Khatamunnabiyyin yang berarti “yang paling afdhal (baik dan sempurna) diantara nabi-nabi”
    (iv) Khatamunnabiyyin yang berarti “penutup nabi-nabi”.

    Kesimpulan:
    (1) Ucapan Rasulullah saw “Aku lah batu bata itu” menunjukan kerendahan hati beliau saw yang sangat luar biasa, sehingga Allah Ta’ala sangat mencintai Rasulullah saw.
    (2) Karena Allah Ta’ala menjamin bahwa ganjaran nikmat Allah kepada Rasulullah saw itu tidak akan ada putus-putusnya , maka tidak layak mengartikan “khatamunnabiyyiin” sesuai point (iv) “penutup nabi-nabi”. Saya lebih setuju mengartikan “khatamunnabiyyiin” sebagaimana diuraikan pada point (i) s/d (iii), kalaupun mau diartikan “penutup nabi-nabi” harus ditambahkan dengan kalimat “yang tidak membawa syari’at”, sedangkan yang ditutup adalah yang membawa syari’at dan mustaqil (mandiri) saja, karena syariat Islam lah yang terakhir lagi sempurna, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:”Hari ini, Aku telah sempurnakan bagi kamu agama mu dan Aku telah lengkapkan nikmat-Ku atas kamu dan Aku ridhai Islam sebagai agamamu” (QS Al Maidah 4).
    (3) Dalam hadits itu Rasulullah saw dimisalkan hanya antara beliau saw dengan nabi-nabi sebelum beliau saw, bukan nabi-nabi yang akan datang. Jika Nabi Isa as dan Imam Mahdi as yang dijanjikan Rasulullah saw turun, di mana misal batu bata keduanya akan dipasang? Jika demikian, maka masih ada dua atau tiga batu bata lagi yang masih kosong yaitu batu bata Rasulullah saw, batu bata Nabi Isa as dan batu bata Imam Mahdi as. Inilah letak kejanggalannya apabila Rasulullah saw diumpamakan sebagai sebuah batu bata saja, padahal seharusnya beliau saw adalah cerminan bangunan syariat Islam yang sempurna yang mencengankan dan mengagumkan itu.
    Wassalam.

    Lagi2 menghadirkan sesuatu yang sudah basi dan sudah dipatahkan oleh non ahmadi. Makin gak seru saja menghadirkan dalil2 yang sudah basi gitu. Makanya baca di http://z8.invisionfree.com/islamic/index.php?showtopic=49

    Sampai2 Rasulullah disamakan dengan sebuah benda seperti cincin/perhiasan, stempel….. Naudzubillahi min dzalik. Memang Anda pantas mendapatkan laknat dari Allah. Makanya dibaca dengan baik oleh akal Anda sendiri, apakah hadits yg dijadikan rujukan ahmadiyah khaatam disitu Rasulullah sebagai cincin atau tidak. Bukalah mata Anda, hadits yg dijadikan rujukan Ahmadiyah menjelaskan tentang cincin(sebuah benda mati) yang dipergunakan Rasulullah untuk mengecap surat-suratnya. Bukan Rasulullah yang sebagai cincinnya.

    baca dech tafsir ahmadiyah dibawah ini, biar Anda makin pintar:
    http://z8.invisionfree.com/islamic/index.php?showtopic=64 Posted: Jul 23 2007, 07:42 AM

    Alasannnya masih belum kuat tuch. Masih dinafikan
    dengan tulisan ghulam Ahmad dibawah:

    diantaranya, yang pertama Adam dan terakhir Ahmad (Muhammad saw).

    Sumber: “Da’watul Amir”, Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad hal.204

    Jadi Apapun bukti yang Anda berikan, sudah dipatahkan oleh Nabi Anda sendiri bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang terkahir

    Ceritanya doktrin makan tuan 😀

  24. Saya setuju dgn ‘netral’ bahwa Rasulullah bukanlah sebuah benda yg bernama cincin & materai. Rasulullah adalah makhluk hidup & bkn sebuah benda.
    Pertanyaan saya singkat saja utk ‘sinar galih’, “khaatam berasal dari kata apa?”

  25. Bukti yg diupload ‘Netral’ berupa buku ahmadiyah yg menyebutkan terakhir Ahmad (Muhammad SAW) sudah memberi keunggulan ‘Netral’ dalam debat ini. Bukti itu sudah cukup bahwa Rasulullah sbg Nabi terakhir. Lampirkan saja terus bukti ini Sdr.Netral agar pembaca lain bisa dgn jelas melihat dustanya ahmadi dlm berdiskusi. Semakin bagus kalau ahmadi satu ini tetap keras kepala agar dia merasakan beratnya siksaan yg diterimanya di akhirat dgn mendustakan ayat2 Allah. Ahmadi ini tdk menyadari kalau apa yg ditulisnya dosanya tetap mengalir sampai hari kiamat meskipun dia wafat krn tulisan ahmadi ini terbaca & dimanfaatkan oleh ahmadi lain.

  26. سْمِ اللهِ الرَّحْمـٰنِ الرَّحِيمِ
    Assalamu’alaikum,
    Pakar Debat Kusir menulis:
    diantaranya, yang pertama Adam dan terakhir Ahmad (Muhammad saw).“
    Sumber: “Da’watul Amir”, Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad hal.204
    Jadi Apapun bukti yang Anda berikan, sudah dipatahkan oleh Nabi Anda sendiri bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang terkahir

    Sinar Galih menjawab:
    Allah Ta’ala telah mengutus Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as sebagai Imam Mahdi & Masih Mau’ud dan Nabi/Rasul yang memperkuat syari’at Nabi Muhammad saw, tidak mungkin beliau as menulis seperti itu KECUALI DENGAN MAKSUD:
    diantaranya, yang pertama (syari’at) Adam dan terakhir (syari’at) Ahmad (Muhammad saw), atau
    diantaranya, Adam (Nabi Yang Membawa Syari’at Pertama) dan Ahmad (Muhammad saw) (Nabi Yang Membawa Syari’at Terakhir dan Sempurna).

    Namun Ahmad (Muhammad saw) paling bersinar dari semua (Nah ini lah arti Khataman-Nabiyyin atau “Bintangnya Para Nabi”).

    Karena yang menulis sya’ir itu adalah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as, maka kalimat:
    “Namun Ahmad (Muhammad saw)”
    khusus hanya ditujukan kepada Nabi Muhammad Rasulullah saw saja, bukan kepada Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as.

    Ssssst, jangan cemburu yah, Jemaat Islam Ahmadiyah sudah sampai 198 negara di lima benua di Dunia antara lain di Guatemala loh. Penasaran, silahkan browse: http://www.ahmadiyya.org.gt/

    Wassalam.

  27. To Sinar Galih:

    sudah terbantah oleh perkataan MGA 😀

    diantaranya, yang pertama Adam dan terakhir Ahmad (Muhammad saw).“

    Namun Ahmad (Muhammad saw) paling bersinar dari semua.

    Sumber: “Da’watul Amir”, Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad hal.204

    Jadi tidak ada yang perlu dicemburui dengan Aliran sesat 😀

  28. سْمِ اللهِ الرَّحْمـٰنِ الرَّحِيمِ
    Assalamu’alaikum,
    You have no more idea to argue, haven’t you? If that is the case, then please behave like a muslim as taught by The Holy Prophet pbuh. And, please obey Allah and The Holy Prophet pbuh, then you will gain a peaceful life, because Islam means peace, purity, submission and obedience, as you can read on the followings: http://www.alislam.org/islam/

    After reading the above, you can also browse our Worldwide Islamic Da’wah Activities on the following website: http://www.alislam.org/gallery2/v/album99/album102/album103/JalsaUSA2010/

    Wassalam.

  29. سْمِ اللهِ الرَّحْمـٰنِ الرَّحِيمِ
    Assalamu’alaikum,
    http://www.ahmadiyya.us/ mengucapkan:
    EID MUBARAK 1 SYAWAL 1431H
    MAAF LAHIR BATIN
    Wassalam.

  30. diskusi dengan kaum ahmadiyah ??…..buang2 waktu….otak dan hati mereka sudah mampet….

Tinggalkan Balasan ke JT Batalkan balasan